01.00 - 02.00




01.00 – 02.00
DIDORONG MENGHANTAM SEBUAH BATU,
YESUS JATUH KE DALAM ARUS SUNGAI KIDRON




DIDORONG MENGHANTAM SEBUAH BATU,
YESUS JATUH KE DALAM ARUS SUNGAI KIDRON

Kebaikan-ku yang terkasih, pikiran lemahku mengikuti Engkau antara berjaga dan tidur. Bagaimana aku membiarkan diriku tertidur saat aku melihat semua orang meninggalkan Engkau dan berlari daripada-Mu? Para rasul sendiri, Petrus yang bersemangat, yang belum lama tadi berkata bahwa ia ingin memberikan hidupnya bagi-Mu; para rasul terkasih yang dengan cinta yang besar Engkau ijinkan untuk beristirahat di Hati-Mu – ah, mereka semua meninggalkan-Mu, dan meninggalkan-Mu di tangan musuh-musuh-Mu yang kejam!

Yesus-ku, Engkau sendirian! Mata-mu yang murni melihat sekitar-Mu mencari apakah ada paling tidak dari mereka yang Kaukasihi yang mengikuti Engkau untuk membuktikan pada-Mu cintanya dan membela Engkau. Dan Engkau tidak mendapatkan siapapun – tak seorangpun setia pada-Mu, Hati-Mu menangkapnya, dan Kau meledak dalam tangisan. Engkau lebih merasakan sakit karena ditinggalkan oleh orang-orang-Mu yang setia, daripada apa yang dilakukan para musuh-Mu terhadap Engkau.

Yesus-ku, janganlah menangis, atau jika tidak, biarlah aku menangis bersama Engkau. Tetapi Yesus-ku yang lembut tampak berkata kepadaku: “Ah, anak-Ku, marilah menangis bersama bagi banyak jiwa yang dikonsekrasikan bagi-Ku, yang karena cobaan-cobaan kecil ataupun kejadian-kejadian di dalam kehidupan, tidak lagi menemani Aku atau meninggalkan Aku sendirian; lalu banyak lagi yang lainnya yang merasa malu dan takut yang karena kurang berani dan kurang percaya, meninggalkan Aku. Marilah menangis bagi begitu banyak imam yang tidak melihat manfaat-manfaat di dalam hal-hal yang kudus dan di dalam pelayanan sakramen-sakramen, tidak menemani Aku. Bagi yang lainnya yang berkotbah, merayakan dan mendengarkan Pengakuan Dosa karena cinta pada kepentingan-kepentingan mereka sendiri dan bagi kemuliaan diri sendiri, sehingga pada saat itu tampaknya mereka berada dekat-Ku tapi Aku nyatanya tetap Aku ditinggal sendirian. O anak-Ku, betapa sulitnya ditinggalkan sendirian ini bagi-Ku! Tidak hanya mata-Ku menangis, tetapi Hati-Ku terluka! O Aku berdoa agar engkau melakukan pemulihan untuk kesakitan-Ku yang pahit ini dengan berjanji tidak akan pernah meninggalkan Aku sendirian.”

Ya, O Yesus-ku, dengan kekuatan Kehendak Ilahi-Mu dan bantuan rahmat-Mu, aku berjanji tidak akan meninggalkan-Mu sendirian. Namun ketika Engkau menangis saat ditinggalkan oleh orang-orang terkasih, O Yesus, musuh-musuh-Mu tidak memberikan rasa kasihan akan kekejaman mereka. Ketika Engkau tertunduk dan terikat, Yesus-ku yang baik, hingga Engkau bahkan tak dapat melangkah, mereka menginjak-Mu dan menyeret-Mu pada jalan penuh batu dan duri. Sehingga tidak ada gerakan yang mereka lakukan yang tidak membuat-Mu menyandung batu dan tertusuk duri. O Yesus-ku, saat mereka menyeret-Mu, aku melihat bahwa Engkau meninggalkan jejak dengan Darah-Mu yang Berharga dan dengan rambut keemasan yang mereka jambak dari kepala-Mu. Hidup-Ku dan segalanya bagi-Ku, ijinkanlah aku untuk mengumpulkan langkah-langkah-Mu dan mengikat semuanya pada semua langkah yang diambil oleh para mahkluk untuk melakukan pelanggaran terhadap Engkau, bahkan pada malam hari. Sungguh, sebagian orang menggunakan malam untuk melakukan pelanggaran terhadap Engkau bahkan lebih banyak daripada siang hari – sebagian dengan pertemuan-pertemuan, sebagian dengan hiburan-hiburan ataupun tontonan-tontonan, dan masih yang lainnya dengan pencurian-pencurian sakrilegis. Yesus-ku, aku mempersatukan dengan-Mu untuk membuat pemulihan bagi semua pelanggaran ini.

O Yesus-ku, kita sekarang berada di tepi sungai Kidron, dan orang-orang Yahudi yang jahat mendorong Engkau. Ketika mereka melakukan ini, mereka melakukannya dengan keras menyandung batu di situ sehingga dari mulut-Mu Engkau meneteskan Darah-Mu yang paling Berharga, yang menandai batu itu. Kemudian mereka mencelupkan Engkau ke dalam air yang busuk sehingga air itu masuk ke dalam telinga-Mu, ke dalam mulut-Mu, ke dalam hidung-Mu. O Cinta yang tak tertandingi! Engkau kuyub dan tersedak oleh air dingin yang busuk dan memualkan. Dalam keadaan ini, Engkau secara realisitis mewakili keadaan para mahkluk yang malang ketika mereka melakukan dosa. Oh, betapa mereka terbungkus luar dan dalam dengan ketersedakan kekotoran yang menjijikkan Surga dan siapapun yang melihat mereka, dan menyebabkan bagi diri mereka sendiri petir-petir keadilan Ilahi! O Hidup akan kehidupanku, adakah cinta yang lebih besar dari ini? Untuk menelanjangi kami dari jubah kekotoran, Engkau mengijinkan musuh-musuh-Mu menarik-Mu masuk ke dalam arus. Dan Engkau membuat pemulihan bagi sakrilegi-sakrilegi dan dinginnya jiwa-jiwa yang Engkau terima secara sakrilegis, mendorong mereka, memasuki hati mereka dan membuat mereka merasa lebih dari yang Kaurasakan di arus itu, semua kemualan akan jiwa-jiwa mereka!

Engkau juga mengijinkan air-air ini menembus ke dalam usus-usus-Mu; demikian banyaknya hingga musuh-musuh takut kalau Engkau mungkin akan tenggelam, mengasihani Engkau untuk dapat memberikan siksaan pada-Mu yang lebih besar lagi, mereka mengangkat-Mu. Tetapi Engkau begitu menjijikkan hingga mereka sendiri merasa mual untuk menyentuh-Mu. Yesus-ku yang lembut, sekarang Engkau berada di pinggir. Hatiku tak tahan melihat Engkau bermandikan air-air yang menjijikkan seperti ini. Aku melihat Engkau gemetaran dari kepala hingga ke kaki karena kedinginan. Engkau melihat sekeliling-Mu, mencari dengan Mata-Mu yang tidak Kaulakukan dengan Suara-Mu: paling tidak seseorang untuk mengeringkan-Mu, membersihkan-Mu, dan menghangatkan-Mu – tetapi sia-sia saja. Tidak ada yang tergerak mengasihani Engkau. Musuh-musuh-Mu mengolok-olok dan mengejek Engkau, orang-orang yang Kaukasihi telah meninggalkan-Mu, dan Bunda-Mu yang lembut sedang berada jauh karena Bapa menginginkan demikian!

O Yesus, di sinilah aku berada! Datanglah ke pelukanku. Aku ingin menangis hingga membentuk basuhan untuk membersihkan-Mu. Dengan tangan-tanganku aku ingin membersihkan-Mu dan membenahi rambut-Mu yang kusut. Cinta-ku, aku ingin menyertakan Engkau di dalam hatiku dan menghangatkan-Mu dengan kehangatan kasih-ku. Aku ingin mengharumkan Engkau dengan hasrat-hasratku yang terus menerus. Aku ingin membuat pemulihan-pemulihan bagi semua pelanggaran ini, dan mempersatukan hidupku dengan Hidup-Mu untuk menyelamatkan semua jiwa. Aku ingin mempersembahkan pada-Mu hatiku sebagai sebuah tempat beristirahat, untuk memulihkan Engkau dari rasa sakit yang Engkau derita hingga sekarang ini. Kemudian, kita akan melanjutkan jalan sengsara-Mu bersama.


RENUNGAN DAN PRAKTEK

Pada waktu ini, Yesus menaruh Diri-Nya pada belas kasih musuh-musuh-Nya yang sejauh ini telah mendorong-Nya ke dalam arus Kidron. Namun Yesus berahmat itu melihat mereka dengan penuh cinta dan menahan segala sesuatu demi cinta pada mereka. Apakah aku melemparkan diriku pada belas kasih Tuhan? Dapatkah aku mengatakan bahwa aku seperti bola karet di tangan Yesus-ku, tidak berniat pada apa yang sedang kuderita, namun pada apa yang Yesus inginkan daripadaku? Pernahkah aku memikirkan tentang tujuan dari sebuah bola karet? Bola itu untuk bermain, dan sangat sering Yesus ingin bermain dengan satu jiwa, memegang tangannya seperti memegang sebuah bola, kemudian meremasnya, sekarang memukulnya, sekarang melemparkannya di udara lalu ke tanah, dan bola itu tidak berbicara, mengijinkan Yesus untuk melakukan apa yang Dia kehendaki darinya.

Demikianlah, kita harus bertahan terhadap segala sesuatu seperti yang Yesus kehendaki dari kita dan tidak peduli, seperti bola kecil di dalam tangan Yesus, kita merasakan sakit ketika kita dipukul dan dibanting, selama kita membuat Yesus senang, karena Ia tahu betapa menguntungkan hal ini bagi kita, dan betapa Ia ingin memberikan imbalan kepada kita di sini dan di kehidupan selanjutnya, dan jiwa itu ditekan dekat kaki-kaki Ilahi-Nya, mengalami derita penghinaan dan pengabaian Yesus. Di waktu-waktu lainnya, Ia ingin memegang bola itu di Hati-Nya, dan bila jiwa itu senang telah menjadi mainan Yesus baik di dalam penghinaan maupun di dalam penderitaan, Yesus yang mengasihi akan menyenangkannya di dalam Hati-Nya dan akan menunjukkan kepada-nya kepuasan Hati Ilahi-Nya. Di dalam kelemahan-kelemahan dan kegagalan-kegagalan-Ku, apakah aku siap untuk bangkit lagi dan melemparkan diriku ke dalam pelukan Yesus? Yesus yang tersiksa didorong ke dalam arus Kidron dan mengalami kesesakan, kemualan dan kejijikan.

Apakah aku membenci setiap noda dan bayangan dosa? Apakah aku siap untuk menaungi Yesus di dalam hatiku agar Ia tidak mengalami kejijikan yang disebabkan oleh jiwa-jiwa melalui dosa, menghibur-Nya sering kali bagi dosa yang kusebabkan sendiri?

Yesus-ku yang tersiksa, janganlah berbelas padaku dalam apapun tetapi berikanlah agar aku dapat menjadi objek Cinta-Mu dan permainan-permainan Ilahi-Mu.





No comments:

Post a Comment

Apakah Jam-jam Sengsara

JAM-JAM SENGSARA Apakah Jam-jam Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus? Pada usia 17 tahun, Hamba Allah (Servant of God) Luisa Piccarret...