JAM KEDUA - SENGSARA DI SALIB. KATA-KATA KE-DUA, KE-TIGA DAN KE-EMPAT
JAM KEDUA - SENGSARA DI SALIB. KATA-KATA KE-DUA, KE-TIGA DAN KE-EMPAT
Kata-kata kedua:
« hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus! »
Cinta-ku yang tersalib, saat aku berdoa bersama-Mu, kuasa
mempesona Cinta-Mu dan kesakitan-kesakitan-Mu membuat pandangan-Ku tetap
pada-Mu; tetapi hatiku hancur melihat Engkau menderita demikian rupa. Engkau
menderita sengsara-sengsara akan cinta dan kesakitan, dan nyala api yang
membakar hati-Mu naik begitu tinggi sehingga menghabiskan-Mu menjadi debu.
Cinta yang ada pada-Mu lebih kuat daripada kematian itu sendiri; dan ingin
menuangkannya keluar, Engkau melihat pada penjahat di sebelah kanan dan
merampasnya dari neraka. Engkau menyentuh hatinya dengan rahmat-Mu, dan
penjahat itu berubah seutuhnya. Ia menyadari Engkau dan mengakui Engkau sebagai
Tuhan; dan secara menyeluruh bertobat, ia berkata:
“Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”
Engkau tanpa ragu-ragu menjawab:
“Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus!”
Dengan ini, Engkau telah membuat untuk pertama kalinya Cinta-Mu
berjaya. Tetapi aku melihat hal itu, di dalam Cinta-Mu, bukan hanya hati
penjahat itu yang Kaucuri, tetapi juga banyak dari yang sekarat. Ya, Engkau
menaruh Darah-Mu, Cinta-Mu dan jasa-jasa-Mu bagi mereka. Engkau menggunakan
semua strategi Ilahi dan perangkat-perangkat untuk menyentuh hati mereka dan
merampas mereka semua bagi-Mu. Tetapi bahkan di sini Cinta-Mu pun menemui
halangan. Betapa banyak yang menolak, betapa banyak yang tidak percaya, betapa
banyak yang putus asa! Kesakitan itu begitu besar sehingga membuat-Mu terdiam
lagi. O Yesus-ku, aku berniat untuk membuat pemulihan bagi mereka yang berputus
asa akan belas kasih Ilahi di saat kematian. Cinta manis-ku, inspirasikanlah
pada semua orang rasa percaya yang tak terbatas dan keyakinan di dalam Engkau,
khususnya bagi mereka yang mendapatkan diri mereka di dalam kesedihan akan
sengsara mereka. Dan di dalam kebajikan Sengsara-Mu, berikanlah mereka cahaya,
kekuatan dan bantuan untuk dapat menolong mereka mengalami kematian kudus, dan
terbang dari bumi ke surga. Tubuh Maha Kudus-Mu, Darah-Mu, Luka-luka-Mu berisi
semua jiwa. O Yesus. Jadi, dengan jasa-jasa Darah Berharga ini, janganlah
biarkan bahkan satu jiwapun hilang. Semoga Darah-Mu, bersama dengan suara-Mu,
berteriak lagi bagi setiap orang:
“Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus!”
Kata-kata ketiga:
Kepada Maria yang Terkudus: «Ibu, inilah, anakmu! ».
Dan kepada Yohanes: «Inilah ibumu!».
Yesus-ku yang tersalib, tersiksa, kesakitan-kesakitan-Mu semakin
bertambah. Ya, pada salib ini, Engkau adalah Raja sejati akan
kesedihan-kesedihan. Di tengah begitu banyak kesakitan tidak ada jiwa yang
berlari dari-Mu. Sungguh, Engkau memberikan Hidup-Mu sendiri kepada masing-masing
jiwa. Tetapi Cinta-Mu melihat bahwa Ia ditentang, dibenci dan diabaikan para
mahkluk. Tak dapat melampiaskannya sendiri, hal itu semakin menguat, memberikan
siksaan-siksaan yang tak terkira. Dalam siksaan-siksaan ini, Ia mencari sesuatu
yang lain untuk memberikan manusia agar menaklukannya; dan itu membuat Engkau
berkata:
“Lihatlah, O jiwa, betapa Aku mencintaimu! Jika engkau tidak
mengasihani dirimu sendiri, paling tidak kasihanilah Cinta-Ku!”
Sementara itu, melihat bahwa Kau tak punya apa-apa lagi untuk
diberikan padanya, karena telah memberikan segalanya, Engkau mengalihkan
tatapan yang mengabur kepada ibu-Mu. Ia juga lebih daripada sekarat karena
kesakitan-kesakitan-Mu. Cinta yang menyiksa ibu-Mu begitu besar sehingga hal
itu menyalibkan dia sebagaimana menyalibkan Engkau. Ibu dan Putera saling
mengerti. Engkau memberikan sebuah desah kepuasan dan terhibur melihat bahwa
Engkau dapat memberikan ibu-Mu kepada para mahkluk. Meninggalkan seluruh ras manusia
di dalam Yohanes, dengan sebuah suara yang lembut untuk melelehkan semua hati,
Engkau berkata:
“Ibu, inilah, anakmu!”
Dan kepada Yohanes: “Inilah ibumu!”
Suara-Mu turun ke dalam hati ke-ibu-annya, dan bersatu dengan
suara-suara Darah-Mu, terus berkata:
“Ibu-Ku, kupercayakan semua anak-anak-Ku kepadamu. Biarlah seluruh
cinta yang kaurasakan untuk-Ku akan menjadi milik mereka. Biarlah semua
kepedulian ke-ibu-anmu dan kelembutanmu diperuntukkan bagi anak-anak-Ku. Engkau
akan menyelamatkan mereka bagi-Ku.”
Ibu-Mu menerimanya. Sementara itu, kesakitan-kesakitan itu begitu
dashyat-Nya sehingga membuat-Mu terdiam lagi. O Yesus-ku, aku berniat untuk
membuat pemulihan bagi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap Perawan
Maria Terberkati, untuk semua hujatan dan ketidakbersyukuran begitu banyak
orang yang tidak ingin menyadari keuntungan yang Kauberikan kepada setiap orang
dengan memberikan ibu-Mu kepada kami sebagai ibu kami. Bagaimana kami
berterimakasih kepada-Mu untuk keuntungan yang demikian besarnya? O Yesus, kami
berpaling pada sumber-Mu sendiri, dan mempersembahkan pada-Mu Darah-Mu,
Luka-luka-Mu dan Cinta tak terhingga dari Hati-Mu.
O ibu yang terberkati, betapa engkau tergerak mendengarkan suara
Yesus yang baik, yang meninggalkan engkau bagi kami semua sebagai ibu kami! Kami
bersyukur kepadamu, O Perawan Terberkati. Dan berterimakasih pada-Mu
sebagaimana engkau pantas menerimanya, kami mempersembahkan kepada-Mu
terimakasih yang sama yang diberikan Yesus kepadamu. O ibu yang manis, jadilah
ibu kami. Jagalah kami dan jangan ijinkan kami untuk melakukan pelanggaran
terhadap engkau sekecil apapun. Selalu dekatkanlah kami kepada Yesus. Dengan
tangan-tangan-Mu sendiri ikatlah kami seluruhnya, seutuhnya pada Dia, dengan
cara demikian kami tidak akan pernah terpisah daripada-Nya. Bersama
intensi-intensimu sendiri, aku berniat untuk membuat pemulihan bagi setiap
orang, untuk pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap Yesus dan terhadap
engkau, ibuku yang manis.
O Yesus-ku, ketika Engkau dalam kesakitan yang begitu besarnya,
Engkau semakin memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku tidak
akan mengabaikannya. Seperti seekor merpati, aku akan terbang kepada Luka-luka-Mu
dan menciumnya dan menenangkannya; dan aku hendak melemparkan diriku ke dalam
Darah-Mu sehingga aku dapat berkata dengan-Mu, Jiwa-jiwa! Jiwa-jiwa! Aku ingin
memegang kepala-Mu yang tercabik dan penuh kesedihan untuk membuat pemulihan
bagi-Mu, dan untuk meminta belas kasih-Mu, Cinta dan pengampunan bagi setiap
orang. Bertahktalah di dalam pikiranku, O Yesus-ku, dan sembuhkanlah di dalam
kebajikan akan duri-duri yang menusuk Kepala-Mu, dan janganlah ijinkan
kegelisahan apapun masuk padaku. Dahi Yesus-ku yang agung, aku mencium Engkau.
Tariklah semua pikiranku untuk merenungkan Engkau dan mengerti Engkau. Mata
yang lembut Yesus-ku yang baik, walaupun berlumuran darah, lihatlah aku.
Lihatlah kemalanganku, lihatlah kelemahanku, lihatlah hati-ku yang malang, dan
buatlah aku merasa pengaruh-pengaruh ajaib akan pandangan Ilahi-Mu.
Telinga Yesus-ku, walaupun dipekakkan oleh hinaan dan hujatan para
pendosa, tetapi juga sungguh mendengarkan kami, mohon dengarkanlah doa-doaku
dan janganlah membenci pemulihan-pemulihanku. Ya, O Yesus, dengarkanlah
tangisan hatiku. Ia akan tenang hanya jika Engkau memenuhinya dengan cinta
kita. Wajah Yesus-ku yang indah, tunjukkanlah Diri-Mu. Biarlah aku melihat
Engkau sehingga aku dapat melepaskan hatiku yang malang dari semua orang dan
dari segala hal. Semoga keindahan-Mu mempesonaku terus-menerus dan tetap
selalu membuat-Ku terserap di dalam Engkau. Biarlah kuasa Sabda-Mu
menghancurkan segala sesuatu di dalam aku yang bukan Kehendak Tuhan, segalanya
yang bukan cinta.
O Yesus, aku meletakkan tanganku mengitari leher-Mu untuk
merangkul Engkau; dan Engkau, mengulurkan tangan-Mu untuk merangkul aku. Ya,
Yesus-ku yang baik, buatlah rangkulan cinta ini menjadi begitu dekat sehingga
tidak ada kuasa manusia yang akan memisahkan kita, bahkan jika Engkau dan aku
ingin tidak mengikatkan satu sama lain: supaya Kau dan aku tetap selamanya
berangkulan. Sehingga dengan saling merangkul, aku akan menyandarkan wajahku pada
Hati-Mu. Dengan keyakinan, aku akan mencium bibir-mu dengan tetesan madu.
Berikan aku cium Cinta-Mu. Engkau akan membuat nafasku menyatu dengan nafas-Mu
yang termanis dan meleburkannya di dalamku selamanya cinta baru dan bertumbuh
bagi-Mu sebagaimana aku bernafas dalam Cinta-Mu, Kehendak-Mu, kesakitan-Mu dan
seluruh Kehidupan Ilahi-Mu.
Bahu-bahu Maha Kudus Yesus-ku, selalu kuat dan terus menerus di
dalam sengsara bagi cinta untukku, berikanlah aku kekuatan, terus-menerus dan
berani untuk menderita bagi cinta akan Dia. O Yesus, janganlah ijinkan aku
untuk tidak terus-menerus di dalam cinta; sebaliknya, biarlah aku berbagi di
dalam kekekalan-Mu. Dada Yesus-ku yang menyala, berikanlah aku nyala api-Mu.
Engkau tidak dapat menahannya lebih lama lagi, dan hatiku gelisah mencarinya
melalui Darah ini dan Luka-luka ini. Itulah nyala api Cinta-Mu, O Yesus, yang
paling menyiksa Engkau. O Yesus-ku yang baik, berbagilah hal itu denganku.
Tidakkah satu jiwa yang begitu dingin dan begitu malang di dalam
Cinta-Mu membuat Engkau berbelas Kasih?
Tangan-tangan Maha Kudus Yesus-ku, yang menciptakan surga dan
bumi, Engkau sekarang tak lagi bergerak. O Yesus-ku, teruslah mencipta,
menciptakan Cinta. Ciptakanlah kehidupan baru, kehidupan Ilahi di dalam seluruh
keberadaanku. Ucapkanlah Sabda-Mu di seluruh hatiku yang malang dan ubahlah
semuanya menjadi milik-Mu.
Kaki-kaki Maha Kudus Yesus-ku, janganlah biarkan aku sendirian!
Buatlah aku selalu berlari kepada-Mu dan jangan biarkan aku mengambil satu
langkah pun menjauh daripada-Mu. Yesus, dengan cintaku dan
pemulihan-pemulihanku, aku berniat untuk meredakan kesakitan-kesakitan yang
Kauderita di Kaki-kaki Maha Kudus-Mu. O Yesus-ku yang tersalib, aku menyembah
Darah-Mu yang paling Berharga. Aku mencium Luka-luka-Mu satu per satu, dengan
niat melimpahinya dengan cintaku, penyembahanku dan pemulihanku yang paling
tulus. Aku ingin membungkusnya dengan cintaku, penyembahan dan pemulihan yang
paling tulus. Aku mengambil tetesan-tetesan ini satu per satu, aku
menyembahnya, menciumnya dan memberikannya kepada semua jiwa sebagai sebuah
perjanjian akan keselamatan mereka. Bagi semua jiwa, biarlah Darah-Mu menjadi cahaya
di dalam kegelapan, penghiburan di dalam kesakitan, kekuatan di dalam
kelemahan, pengampunan di dalam dosa, bantuan di dalam pencobaan, pembela di
dalam bahaya, kepastian di dalam kematian dan sayap-sayap untuk membawanya dari
bumi ini ke surga. Yesus-ku, tidakkah Engkau juga mencari penghiburan dan cinta
untuk meredakan kesakitan-kesakitan-Mu? Darah yang disertakan dalam Hati-Mu dan
belum tertumpahkan menyebabkan siksaan dan sengsara yang tak terkirakan bagi-Mu.
O Yesus, aku datang pada-Mu, dan aku membuat sarangku dan tempat
tinggalku di dalam Hati-Mu. Dari dalam hatiku, O Cinta-ku terkasih, aku akan
memanggil setiap orang datang pada-Mu. Dan bila seseorang ingin datang mendekat
untuk melakukan pelanggaran terhadap Engkau, aku akan datang mewakili diriku
dan tidak akan membiarkan dia melukai Engkau. Terlebih lagi, aku akan
menyertakan dia di dalam Hati-Mu, berbicara padanya akan Cinta-Mu dan mengubah
pelangaran-pelanggaran menjadi cinta. Yesus, janganlah biarkan aku keluar dari
Hati-Mu. Rawatlah aku di dalam nyala-nyala api-Mu, dan berikanlah aku hidup
dengan Hidup-Mu sehingga aku dapat mencintai-Mu sebagaimana Engkau ingin
dicintai.
Kata-kata ke-empat:
«Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? »
Yesus yang sengsara, sementara merapat pada Hati-Mu dan tinggal di
dalam Engkau, saat menghitung kesakitan-kesakitan-Mu aku melihat sebuah getaran
kejang akan Kemanusiaan Maha Kudus-Mu. Seluruh anggota Tubuh-Mu berjuang
seakan-akan hendak terpisah satu sama lain. Di tengah-tengah kekejangan yang mengerikan
itu, Engkau berteriak:
“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Pada teriakan ini, semua orang gemetar, kegelapan menjadi tebal,
dan ibu-Mu yang terpana menjadi pucat dan pingsan. Hidupku, segalanya bagi-ku,
Yesus-ku: Apakah yang kulihat? Oh, Engkau dekat dengan kematian.
Kesakitan-kesakitan itu sendiri begitu setianya ada pada-Mu hendak
meninggalkan-Mu. Sementara itu, setelah sengsara yang begitu besar, Engkau
melihat kesedihan yang besar bahwa tidak semua jiwa menyatu dalam-Mu.
Sebaliknya, Engkau melihat bahwa banyak yang akan hilang, dan Engkau merasa
kesakitan akan keterpisahan dari mereka yang memisahkan diri mereka dari
anggota-anggota-Mu. Harus memenuhi Keadilan Ilahi bagi mereka juga itulah,
Engkau merasa kematian mereka satu per satu dan kesakitan yang akan mereka
derita di neraka. Sehingga, Engkau berteriak dengan segenap Hati:
“Janganlah tinggalkan Aku! Jika engkau mau lebih banyak
kesakitan, Aku siap, tetapi janganlah berpisah dari Kemanusiaan-Ku. Inilah
kesakitan dari segala kesakitan. Inilah kematian dari segala kematian. Yang
lainnya tidak berarti apa-apa bagi-Ku, jika Aku tidak menderita keterpisahanmu
dari-Ku. Tolonglah, kasihanilah Darah-Ku, Luka-luka-Ku, kematian-Ku! Tangisan
ini akan terus menerus bergema di Hati-Mu: Tolonglah jangan tinggalkan Aku!”
Cinta-ku, betapa aku menderita bersama dengan Engkau! Engkau
terengah-engah, Kepala Kudus-Mu sekarang jatuh di Dada-Mu, kehidupan telah
meninggalkan Engkau. Cinta-ku, aku merasakan diriku pun sekarat. Aku juga ingin
berteriak bersama-Mu, “Jiwa-jiwa! Jiwa-jiwa!”
Aku tidak akan pernah berpisah dari salib ini atau dari Luka-luka
ini, agar aku dapat meminta jiwa-jiwa bagi-Mu. Jika menyenangkan-Mu, aku akan
masuk ke dalam hati para mahkluk dan mengelilingi mereka dengan
kesakitan-kesakitan-Mu sehingga mereka tidak akan lari daripada-Mu. Jika
memungkinkan, aku akan menaruh diriku sendiri di hadapan gerbang-gerbang
neraka, untuk membuat jiwa-jiwa yang menuju ke sana mundur, dan membawa mereka
kepada Hati-Mu. Engkau menderita di dalam kesenyapan, dan aku menangisi
Kematian-Mu yang telah mendekat. O Yesus-ku, aku bersimpati pada-Mu.
Mendekapkan Hati-Mu pada hatiku, aku menciumnya dan aku melihatnya dengan
seluruh kelembutan yang kusanggup. Dan untuk memberikan-Mu penghiburan yang
lebih besar lagi aku menjadikan kelembutan Ilahi sebagai milikku. Dengan ini,
aku berniat untuk bersimpati dengan-Mu dan mengubah hatiku ke dalam
sungai-sungai kemanisan, untuk menuangkannya ke dalam Hati-Mu untuk membuat
manis kepahitan-kepahitan yang Kauderita karena hilangnya jiwa-jiwa.
Sayangnya, O Yesus-ku, tangisan-Mu ini begitu menyakitkan. Lebih
menyakitkan daripada ditinggalkan Bapa, hilangnya jiwa-jiwa yang berpisah
dari-Mu-lah, yang membuat duka kesedihan lari dari Hati-Mu. O Yesus-ku,
tambahkanlah rahmat di dalam setiap orang sehingga tidak ada seorang pun yang
terhilang. Dan biarlah pemulihanku diberikan kepada jiwa-jiwa yang akan hilang
itu sehingga mereka tidak akan terhilang.
O Yesus-ku, aku juga berdoa pada-Mu karena cara ditinggalkan yang
ekstrim ini, untuk memberikan bantuan bagi begitu banyak jiwa yang mengasihi,
yang agar menjadikan mereka sebagai teman saat Engkau ditinggalkan ini,
tampaknya Engkau memisahkan Diri-Mu dari mereka, meninggalkan mereka di dalam
kegelapan. Semoga kesakitan-kesakitan mereka, O Yesus, menjadi bagai doa-doa
yang memanggil jiwa-jiwa yang dekat pada-Mu untuk menghibur Engkau di dalam
kesedihan-Mu.
RENUNGAN DAN REFLEKSI
Yesus mengampuni penjahat itu dengan Cinta yang begitu besar
sehingga Ia segera membawanya ke Firdaus. Apakah kita selalu berdoa bagi banyak
jiwa yang sekarat yang memerlukan doa, untuk menutup gerbang-gerbang Neraka dan
membukakan mereka gerbang-gerbang Surga? Kesakitan-kesakitan Yesus pada Salib
bertambah, tetapi, melupakan Diri-Nya sendiri, Dia selalu berdoa bagi kita.
Tidak menyisakan apa-apa lagi bagi Diri-Nya sendiri tetapi memberikan segalanya bagi
kita, bahkan memberikan ibu-Nya Yang Maha Kudus, Pemberian yang paling berharga
dari Hati-Nya. Apakah kita mengampuni segala sesuatu, mengingat hanya apa yang
Yesus inginkan dariku? Apakah aku memberikan semuanya kepada Dia, atau aku
menahan sesuatu, walaupun kudus, bagi diriku sendiri? Dalam segala sesuatu yang
kulakukan – doa-doa, tindakan-tindakan dan sebagainya – apakah aku selalu
membuat intensi untuk menyerap cinta baru di dalam diriku, sehingga sebaliknya
aku dapat memberikan segalanya bagi Dia?
Kita harus menyerap cinta untuk memberikan cinta sehingga segala
sesuatu yang kita lakukan dapat memperlihatkan karya Yesus, sebab Yesus
memberikan segala sesuatu karena cinta pada semua; kita harus seutuhnya
melupakan diri kita sendiri dan memiliki satu-satunya sebagai tujuan kita untuk
terus-menerus membawa semua jiwa kepada Hati Yesus. Apakah kita menggunakan
semangat, cahaya dan cinta yang diberikan Tuhan kepada kita untuk kebaikan bagi
sesama? Apakah kita mencoba untuk menyertakan jiwa-jiwa ini di dalam cahaya ini
dan semangat untuk meminta Hati Yesus sehingga Ia akan mempertobatkan mereka,
atau kita secara egois menyimpan rahmat-rahmat-Nya bagi diri kita sendiri?
Yesus, semoga setiap percikan kecil cinta kurasakan di dalam
hatiku bertumbuh menjadi nyala api yang membakar hati para mahkluk, dan saat ia
membakar mereka aku menyertakan mereka di dalam Hati-Mu, sehingga aku dapat
melihat lebih banyak lagi jiwa yang disertakan di dalamnya.
Bagaimanakah aku menanggapi pemberian besar yang diberikan Yesus
kepadaku dengan memberikan ibu-Nya padaku? Apakah aku berdiri di samping
ibu-Nya yang manis, mencontoh Cinta Yesus, kelembutan-Nya dan semua yang Ia
lakukan untuk menyenangkan ibu-Nya? Dapatkah aku berkata bahwa ibu-Nya yang
Ilahi mendapatkan kepuasan yang sama seperti yang didapatkannya di dalam Yesus?
Yaitu, apakah aku berdiri di antara Yesus dan ibu-Nya, dan sekarang mengangkat
yang satu dan menyenangkan yang lainnya, sehingga ketika melihat aku Yesus akan
mendapatkan seorang pengganti bagi-Nya sebagai Putera? Apakah aku selalu dekat
dengan ibu-Nya sebagai anak yang setia, mematuhi dia dan mencontoh
kebajikan-kebajikannya? Apakah aku mencoba segala cara yang mungkin untuk
tinggal di dalam tatapan ke-ibu-annya sehingga ia dapat selalu menjagaku pada Yesus? Dalam segala yang kulakukan, apakah aku memanggil ibu surgawiku
untuk menjaga aku, untuk membantu aku bertindak di dalam perilaku yang kudus,
sebagai anaknya yang sejati, dan di bawah belaskasih pedulinya? Untuk memuaskan
dia sebagaimana yang dilakukan oleh Puteranya, apakah aku masuk ke dalam Yesus
dan mengambil seluruh Cinta yang diberikan-Nya kepada ibu-Nya yang Maha Kudus
karena kemuliaan yang terus-menerus Dia berikan kepadanya, dan bagi seluruh
kelembutan dan kelezatan Cinta-Nya? Apakah aku menjadikan kualitas-kualitas ini
sebagai kualitasku, hingga berkata kepada ibu Surgawi, “Aku memiliki Yesus di
dalamku untuk membuatmu bahagia – dan untuk membiarkan engkau menemukan di
dalam aku apa yang kautemukan di dalam Dia; aku memberikanmu segalanya.
Terlebih lagi, ibu yang cantik, aku juga berharap untuk memberikan Yesus
seluruh sukacita yang Ia temukan di dalam engkau. Jadi, aku ingin memasuki
Hati-Mu dan mengambil seluruh cintamu, seluruh sukacitamu, dan semua kelembutan
ke-ibu-anmu dan berpikir untuk memberikan seluruhnya kepada Yesus dan berkata
kepada-Nya: “Lihat, aku memiliki di dalam diriku seluruh yang ibu-Mu lakukan
bagi-Mu, dan aku ingin memberikannya kepada-Mu, agar Engkau menemukan di dalam
aku seluruh kepuasan sebagai seorang ibu yang kedua.”
Yesus, ibu, biarlah kita terikat selalu bersama, biarlah kita
saling bertukar cinta kita satu sama lain. Dengan cara ini aku akan selalu
menjadi anak sejati bagimu, dan menjadi seorang ibu yang sejati bagi Yesus,
yang selalu melakukan Kehendak-Nya. Ibu, Semoga tangan-tangan ke-ibu-anmu
menjadi rantai-rantai manis yang menjaga aku terikat pada-Mu dan pada Yesus.
Yesus tidak menyisakan Diri-Nya sedikit pun juga. Dengan
mencintai kita dengan cinta yang tak habis-habisnya, Ia berhasrat untuk
menyelamatkan setiap orang dan jika mungkin, Ia akan mencabut semua jiwa dari
Neraka, bahkan bila Ia harus mengambil semua kesakitan mereka. Namun walaupun sudah dengan seluruh Kasih-Nya, Ia masih melihat jiwa-jiwa yang ingin merobek dirinya sendiri
hingga keluar dari tangan-tangan-Nya. Tak lagi mampu menahan kesedihan-Nya, Ia
berteriak, Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Tidakkah aku dapat berkata bahwa cintaku terhadap jiwa-jiwa ini sama seperti
cinta Yesus? Dapatkah aku berkata bahwa doa-doaku, kesakitan-kesakitanku dan
semua tindakan-tindakanku yang terkecil bersatu dengan doa-doa,
kesakitan-kesakitan dan tindakan-tindakan Yesus untuk merampas jiwa-jiwa dari
Surga – sehingga, saat mereka memisahkan diri dari Yesus, dengan
tindakan-tindakan kecilku aku mengikat mereka pada-Nya sehingga menyelamatkan
bagi Hati Ilahi-Nya, paling tidak satu kematian? Bagaimanakah aku menghibur
Yesus di dalam kesedihan besar yang ditahan-Nya? Jika aku akan mempersembahkan
hidupku untuk dihabiskan sebagai bencana yang terus menerus, hal itu tidaklah
cukup untuk menunjukkan belas kasih dengan-Nya di dalam kesedihan ini. Aku
ingin melakukan lebih lagi daripada hanya berbelas kasih dengan-Nya. Aku ingin
menyelamatkan Yesus dari penderitaan. Dan untuk melakukan hal itu, aku akan
berdiri di antara Dia dan setiap pendosa, mengambil bagiku sengsara yang
diberikan oleh para pendosa kepada Hati Ilahi-Nya, dan amukan Keadilan Ilahi
dimana Allah Putera mempersembahkan Diri-Nya sendiri ketika Ia mengambil
dosa-dosa kita bagi Diri-Nya sendiri. Dan aku akan mengikat pendosa kepada
Yesus sehingga Yesus akan terbebas dan pendosa akan diselamatkan.
Setiap tindakan kecil, kesakitan, dan pikiran yang kualami saat
bersatu dengan Yesus dapat menyelamatkan jiwa-jiwa dari jatuh ke dalam Neraka.
Bersatu dengan Yesus, aku akan memegang kuasanya di dalam tanganku sendiri.
Tetapi, jika tindakan-tindakanku tidak menyatu dengan Dia, hal itu tidak akan
mencegah satu jiwa pun pergi ke Neraka.
Cinta-ku dan segalanya bagiku, tetaplah mendekap aku pada Hati-Mu
sehingga aku akan segera merasakan betapa besarnya kesedihan yang disebabkan
oleh pendosa bagi-Mu ketika ia berpaling daripada-Mu. Dengan cara ini, aku akan
segera dapat melakukan bagianku.
Yesus-ku, semoga Cinta-Mu mengikat hatiku sehingga – dihabiskan
oleh Api-Mu – sehingga hatiku dapat merasakan Cinta yang Kaujaga bagi jiwa-jiwa.
Dan ketika aku mengalami kesedihan, kesakitan, dan penderitaan, semoga Engkau
kemudian, O Yesus, melepaskan Keadilan-Mu bagiku dan mendapatkan kepuasan yang
begitu Kauinginkan – tetapi ijinkanlah pendosa, O Yesus, untuk diselamatkan.
Semoga kesakitanku akan menjadi rantai yang mengikat para pendosa pada-Mu, dan
semoga jiwaku menerima meterai bahwa Keadilan telah terpenuhi.
No comments:
Post a Comment