15.00 - 16.00



15.00 – 16.00
YESUS YANG TELAH WAFAT DITUSUK DENGAN TOMBAK DAN DITURUNKAN DARI SALIB


YESUS YANG TELAH WAFAT DITUSUK DENGAN TOMBAK DAN DITURUNKAN DARI SALIB

Yesus-ku yang telah wafat, seluruh alam berteriak kesedihan dan – menyadari Engkau sebagai Pencipta mereka – menangisi kematian yang sangat menyedihkan. Ribuan dari ribuan malaikat di sekeliling Salib meratapi kematian-Mu. Mereka menyembah Engkau sebagai Tuhan yang sejati dan menemani Engkau ke Limbo, dimana Engkau pergi untuk memperindah jiwa-jiwa yang tak terhitung jumlahnya yang telah terbaring di dalam lubang gelap sejak masa awal.

Yesus-ku yang telah wafat, aku tidak tahu bagaimana memisahkan diriku dari Salib. Aku juga tidak lelah menciumi terus-menerus luka-luka Maha Kudus-Mu yang berbicara begitu fasihnya akan Cinta-Mu padaku. Ketika aku melihat luka-luka deraan-Mu yang tersayat sangat mengerikan dan melihatnya satu per satu dengan tulang-tulang-Mu terlihat pada luka-luka-Mu yang tersayat dalam itu – aku merasakan diriku sekarat. Aku ingin menangisi semua luka-luka ini sampai aku membasuhnya semua dengan airmataku. Aku ingin begitu mencintai-Mu sehingga cintaku akan menjadi urapan berharga untuk menyembuhkan-Mu seutuhnya dan mengembalikan keindahan alami dari Kemanusiaan-Mu yang telah hancur. Aku ingin mengosongkan nadi-nadiku untuk mengisi nadi-nadi-Mu yang telah kosong dengan darahku dan kembali menghidupkan-Mu.

Hidupku, Yesus-ku, adakah yang lainnya yang tidak dapat dilakukan Cinta? Cinta adalah hidup – dan, dengan cintaku, aku ingin memberikan-Mu hidup. Dan jika cintaku tidak cukup, berikanlah aku cinta-Mu – dan dengan cinta-Mu aku akan mampu melakukan segala sesuatu. Ya, aku akan mampu memberikan hidup kepada Kemanusiaan Maha Kudus-Mu. Aku menangis dan terbang kepada hiruk-pikuk kedukaan akan wafatnya Yesus-ku yang tersalib.

Namun ketika aku menangis untuk Yesus-ku, hatiku melompat di dalam dadaku dan menjadi kegirangan saat aku melihat bahwa – bahkan walaupun telah wafat – Engkau, Yesus-ku yang lembut, ingin mewujudkan dan meyakinkan Cinta-Mu kepadaku, menyediakan aku sebuah naungan dan tempat pengungsian di dalam Hati-Mu sendiri. Untuk alasan ini, kemudian – tergerak oleh sebuah kuasa besar untuk membuktikan kematian-Mu – seorang prajurit menusuk Hati-Mu dengan tombak, membuka sebuah luka yang dalam. Dan Engkau, Cinta-ku, menuangkan sampai tetes Darah dan air yang terakhir yang menyalakan Hati-Mu. Ah, berapa banyakkah dari luka ini – terbuka oleh Cinta-Mu, dan bukan oleh kesakitan! – katakanlah padaku. Jika bibir-Mu diam, Hati-Mu berkata kepadaku, dan aku mendengar-Nya berkata:

 “Anak-Ku, setelah segala sesuatu yang telah Kuberikan, aku ingin tombak ini membuka di dalam Hati-Ku sebuah pengungsian bagi semua jiwa. Sekali terbuka, Hati-Ku akan berteriak terus menerus kepada semua orang, “Datanglah kepada-Ku jika engkau ingin diselamatkan. Di dalam Hati ini engkau akan menemukan kekudusan. Itu akan membuatmu kudus dan engkau akan menemukan kenyamanan di dalam kesulitan-kesulitan, kekuatan di dalam kelemahan, kedamaian di dalam keraguan, dan teman saat ditinggalkan sendirian.”

Kemudian suara-Mu semakin kencang, berkata: O jiwa-jiwa yang mencintai Aku, jika engkau ingin mencintai Aku, datanglah dan tinggallah di dalam Hati ini. Di sini engkau akan menemukan Cinta sejati untuk mencintai Aku. Di sini engkau akan menemukan kobaran nyala api untuk membakar dan menghabiskan dirimu secara utuh di dalam Cinta-Ku. Yang terkecil sekalipun yang keluar dari Hati ini akan melepaskan engkau dari banyak rahmat dan membuatmu tidak seperti Aku. Segala sesuatu berpusat di dalam Hati ini. Di sini engkau akan menemukan Sakramen-sakramen, Gereja-Ku, dan kehidupan Gereja dan semua jiwa. Di dalam Hati-Ku, aku bahkan merasakan penajisan-penajisan yang dilakukan terhadap Gereja-Ku. Aku merasakan ancang-ancang musuh terhadap Gereja-Ku, anak-anak panah yang dibidikkan padanya, penderitaan-penderitaan akan anak-anak-Ku yang tertindas dan darah dari yang akan mereka tumpahkan – sebab tidak ada pelanggaran yang tidak dirasakan oleh Hati-Ku ini. Jadi, anak-Ku, jalanilah kehidupanmu di dalam Hati ini, bernaunglah di balik pintunya dan belalah Aku, buatlah pemulihan bagi-Ku dan bawalah setiap orang kepada-Ku.

Cinta-ku, jika sebuah tombak telah melukai Hati-Mu bagiku, dengan tangan-tangan-Mu aku juga mohon Engkau melukai hatiku, kasihku, hasratku, dan seluruh keberadaanku. Semoga tidak ada yang tertinggal di dalam aku yang tidak terlukai oleh Cinta-Mu. Aku menyatukan segalanya pada kesengsaraan yang menyakitkan Bunda kita tersayang, yang – karena kesengsaraan yang dirasakannya ketika melihat Hati-Mu robek – terjatuh karena cinta dan kesedihan. Bagaikan seekor merpati, ia terbang ke dalam Hati-Mu untuk mengambil tempat pertama – menjadi teman pemulih yang pertama – dan Engkau menjadikannya sebagai Ratu dari Hati-Mu, dan Perantara antara Engkau dan para mahkluk. Aku terbang dengan bundaku ke dalam Hati-Mu untuk mendengarkan bagaimana bunda melakukan pemulihan dan bagaimana bunda berulang kali melakukan pemulihan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang Kauterima. Dengan kuasa luka ini dan kuasa bunda-Mu yang berdukacita, aku mohon kepada-Mu untuk merekatkan setiap orang ke dalam Hati-Mu yang Maha Kasih – untuk melindungi, membela dan mencerahkan aturan-aturan Gereja-Mu.

O Yesus-ku, setelah kesengsaraan dan kematian-Mu yang paling menyedihkan, tampaknya aku tak lagi harus memiliki hidupku sendiri. Tetapi aku akan mendapatkan hidupku sekali lagi di dalam Hati-Mu yang terluka – sehingga, apapun yang kulakukan, aku akan selalu bergantung pada Hati Ilahi-Mu. Tidak lagi aku menghidupi pikiran-pikiran-ku – tetapi jika pikiranku menginginkan Kehidupan, aku akan mengambilnya dari-Mu. Kehendakku tidak lagi memiliki kehidupan – tetapi jika itu menginginkan kehidupan, aku akan mengambilnya dari Kehendak Maha Kudus-Mu. Dan cintaku tidak lagi memiliki kehidupan – tetapi jika itu menginginkan kehidupan, aku akan mengambilnya dari Cinta-Mu.

O Yesus-ku, seluruh Hidup-Mu adalah milikku! Inilah kehendak-Mu – dan ini jugalah kehendakku. Yesus-ku yang telah wafat, aku melihat mereka bersegera menurunkan-Mu dari Salib. Rasul-Mu Yohanes dan Nikodemus yang bersembunyi sekarang maju dengan berani dan tak gentar untuk memberikan-Mu pemakaman penuh hormat. Mereka menggunakan palu-palu dan tang-tang untuk menyelesaikan penurunan Tubuh-Mu dari Salib yang menyedihkan dan kudus ini – sebuah pemandangan yang terlalu mendukakan bagi Hati bunda yang terkoyak! Pada setiap pukulan palu dan pada setiap suara tang-tang menarik paku-paku, bunda gemetar dan Hati-Nya yang terkoyak terburai. Dan meraung, ia berkata, “Putera-ku, Putera-ku!...,” dan ia mengulurkan lengan-lengan keibuan-nya untuk menerima Engkau di pangkuannya. Yesus-ku, ketika mereka menyingkirkan paku-paku, aku juga ingin membantu memegang Tubuh Maha Kudus-Mu. Aku ingin mengambil paku-paku yang telah diambil dari-Mu, dan memakunya di dalam hatiku sebagai peringatan terus-menerus akan Sengsara-Mu yang paling pahit. Aku ingin dipaku bagi-Mu dengan paku-paku yang sama yang telah menyalibkan Engkau. Dan ketika aku membantu menempatkan-Mu pada pangkuan bunda-Mu yang kudus, aku ingin memeluk bunda dan menopangnya.

Dan, dengan bunda kudus-Mu, aku ingin menyembah Engkau, mencium Engkau, dan kemudian menyertakan diriku sendiri di dalam Hati-Mu dan tak pernah pergi lagi.


RENUNGAN DAN PRAKTEK

Dengan lambung-Nya yang ditusuk tombak, Yesus diturunkan dari salib. Tampaknya penghinaan-penghinaan berhenti dan kemenangan-kemenangan dimulai bagi Yesus setelah Ia wafat. Tetapi apakah hidupku sedemikian rupa hingga setelah aku mati hal itu bisa menjadi sebuah panggilan bagi jiwa-jiwa dan menjadi acuan yang dapat menuntun mereka pada kebaikan? Untuk menyerahkan diriku semakin mencintai Yesus, di dalam semua perkataan dan perbuatanku, di dalam semua kesedihan yang mungkin kutahan, aku akan percaya bahwa kata-kataku akan terus hidup di dalam sesama untuk memuliakan Tuhan, sehingga Ia akan dimengerti dan semakin dicintai. Jika karya-karyaku akan menjadi sebuah acuan karya-karya sesama dan mengarahkan mereka kepada Yesus, jika langkah-langkahku akan mendorong langkah-langkah mereka menuju Yesus, jika kesakitan-kesakitanku akan menjadi kesabaran semua mahkluk, memastikan bahwa mereka semua mengikuti kehendak Yesus, kemudian, saat aku telah berada di Surga, segala yang kulakukan di bumi akan terus hidup di antara para mahkluk. Untuk itulah, cinta yang kumiliki di bumi bagi Yesus, dan cintaku bagi-Nya ketika aku di Surga, akan menyatu. O apakah semua cinta ini, yang kuat bagaikan sebuah magnet, dapat memindahkan setiap orang ke Surga!

Setelah kematian-Nya, Yesus ingin dikoyakkan oleh sebuah tombak demi Cinta pada kita. Dan apakah aku mengijinkan cinta Yesus melukai aku di dalam segala yang kulakukan, atau apakah aku mengijinkan diriku sendiri untuk dilukai oleh cinta para mahkluk, kenikmatan dan cinta diri sendiri? Bahkan kedinginan, kegelapan dan pemurnian internal dan eksternal adalah luka-luka yang diberikan oleh Tuhan kepada jiwa-jiwa. Tetapi jika kita tidak menerimanya sebagai yang berasal dari tangan Tuhan, kita menerimanya berasal dari tangan para mahkluk dan mereka melukai kita atau kita melukai diri sendiri. Dan luka-luka kita dan luka dari para mahkluk yang berasal dari hasrat kita, kelemahan-kelemahan kita dan tinggi hati kita sendiri – singkatnya, itu perlu direnungkan. Bagaimanapun, jika kita menerimanya sebagai luka-luka yang disebabkan karena mencintai Yesus, Ia akan menaruh di dalam luka-luka ini Cinta-Nya, kebajikan-kebajikan-Nya dan kemiripan dengan-Nya, yang kemudian memperolehkan bagi kita, cium-cium-Nya, belaian-belain-Nya yang lembut, dan segala nasehat Cinta Ilahi. Luka-luka ini akan bertindak sebagai suara-suara yang terus-menerus memanggil Dia dan meminta Dia untuk tinggal di dalam kita terus menerus. Kita akan berkata kepada-Nya: “Engkau melukai aku, sekarang sembuhkanlah aku.”

O Yesus-ku, semoga tombak-Mu menjadi penjaga yang membela aku dari semua luka dari para mahkluk.

Yesus membiarkan Diri-Nya diturunkan dari Salib, dan ditaruh pada pelukan ibu-Nya. Jika Yesus menarik aku dari Hadirat-Nya, dari rahmat-Nya yang masuk akal, apakah aku akan mendapatkan tempat perteduhan di pangkuan bunda kita yang manis, memohon kepada bunda untuk memperlihatkan Yesus kepadaku? Apakah aku menempatkan di dalam tangan ibu-Ku semua ketakutan, keraguan dan kerinduanku? Yesus beristirahat di pangkuan Bunda Ilahi-Nya. Apakah aku mengijinkan Yesus untuk beristirahat di pangkuanku atau apakah aku mengganggu istirahat-Nya dengan ketakutan dan ketidaktenangan-ku?

Bundaku, dengan tangan keibuanmu yang manis, singkirkanlah segala sesuatu dari hatiku sehingga Yesus dapat beristirahat di dalam aku.




No comments:

Post a Comment

Apakah Jam-jam Sengsara

JAM-JAM SENGSARA Apakah Jam-jam Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus? Pada usia 17 tahun, Hamba Allah (Servant of God) Luisa Piccarret...