10.00 – 11.00
YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU
KALVARI. PAKAIAN-NYA DITANGGALKAN.
YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU KALVARI. PAKAIAN-NYA
DITANGGALKAN.
Yesus-ku, Cinta yang tak terpuaskan, aku melihat Engkau tanpa
istirahat. Aku mendengar Engkau meracau akan Cinta dan kesakitan-kesakitan-Mu.
Hati-Mu berdegub; dan di setiap detakan aku mendengarkan semburan, siksaan dan
kekerasan Cinta. Tidak dapat menanggung api yang menyembur-Mu, Engkau menjadi
gelisah, Engkau meraung, Engkau mendesah. Dan di setiap raungan-Mu aku
mendengar Engkau berkata, Salib! Setiap Darah-Mu mengulangi, Salib! Engkau
berenang di dalam lautan tak bertepi akan semua kesakitan-Mu yang mengulangi
lagi, Salib! Dan Engkau berteriak:
“O terkasih dan rindu pada salib, engkau sendiri akan
menyelamatkan anak-anak-Ku; dan di dalammu Aku mengonsentrasikan seluruh
Cinta-Ku.”
Sementara itu, musuh-musuh-Mu membawa-Mu masuk lagi ke dalam
gedung pengadilan. Memakaikan pakaian-Mu kembali, mereka menyingkirkan jubah
ungu. Tetapi, oh betapa menyakitkan! Lebih manis bagiku untuk mati daripada
melihat Engkau seperti itu! Pakaian itu menghantam mahkota itu dan mereka tidak
dapat menyingkirkannya. Sehingga dengan kekejaman yang belum pernah ada
sebelumnya, mereka mengoyakkan pakaian dan mahkota itu. Dengan kejam menarik
duri-duri dan terpatah dan tertinggal di Kepala-Mu. Darah membentuk
aliran-aliran kecil, dan kesakitan itu besar sehingga Engkau meraung.
Sekali lagi mereka menaruh mahkota itu kembali pada-Mu dan
menekannya dalam-dalam ke Kepala-Mu, duri-duri itu memasuki mata dan
telinga-Mu; demikian rupa hingga tak ada bagian pada Kepala Maha Kudus-Mu yang
tidak mengalami tusukan-tusukan. Kesakitan itu begitu besar sehingga Engkau
terhuyung di bawah tangan-tangan yang kejam, dan Engkau gemetaran dari kepala
hingga kaki. Kejang-kejang Engkau hampir mati. Mata-Mu melemah dan dipenuhi
darah, Engkau susah payah melihat aku dan meminta aku menolong-Mu di dalam
kesakitan yang sedemikian parah.
Yesus-ku, Raja Kesedihan, biarlah aku menopang Engkau dan
mendekap-Mu di hatiku. Aku ingin mengambil api yang melahap-Mu untuk membakar
para musuh-Mu menjadi abu sehingga dapat membebaskan Engkau. Tetapi Engkau
tidak menginginkan ini, sebab kerinduan-Mu pada salib semakin bertambah, dan
Engkau ingin mengorbankan Diri-Mu di sana sesegera mungkin, bahkan untuk
musuh-Mu yang terbesar! Ketika aku mendekap-Mu di hatiku, Engkau menekan diriku
kepada-Mu, dan berkata padaku:
“Anak-Ku, biarlah Ku-curahkan Cinta-Ku. Bersama dengan-Ku,
buatlah pemulihan bagi mereka yang tidak menghormati Aku di dalam kebaikan yang
mereka lakukan. Orang-orang Yahudi ingin memakaikan Aku dengan pakaian untuk
merendahkan-Ku di hadapan orang-orang dan meyakinkan mereka bahwa Aku adalah
seorang penjahat. Perbuatan untuk memakaikan Aku pakaian ini tampak baik,
tetapi terkandung di dalamnya adalah kejahatan. Ya, berapa banyak pekerjaan baik, pelayanan sakramen-sakramen dan penerimaannya
dilakukan dengan tujuan-tujuan manusia bahkan juga tujuan iblis. Tetapi melakukan
kebaikan di dalam cara yang jahat membuat orang keras hati. Dan aku ingin
dimahkotai untuk kedua-kalinya, dengan kesakitan-kesakitan yang lebih menggigit
daripada pertama kalinya, untuk mematahkan kekerasan hati, dan dengan
duri-duri-Ku, menarik mereka kepada Aku. Ya, anak-Ku, pemahkotaan duri yang
kedua kali ini lebih menyakitkan lagi bagi-Ku. Aku merasa seolah Kepala-Ku
berenang di dalam duri-duri; dan setiap gerakan-Ku atau dorongan mereka, Aku
menderita begitu banyak kematian yang kejam. Dengan ini, Aku membuat pemulihan
bagi kejahatan dosa-dosa; Aku membuat pemulihan bagi mereka yang tak peduli
apapun keadaan jiwa mereka bukannya memenuhi diri mereka dengan pengudusan
diri, malah memisahkan dan menolak rahmat-Ku, sehingga memberikan duri-duri
lagi pada-Ku berulang kali, yang lebih menggigit lagi. Sementara itu, Aku
terpaksa meraung, menangis dengan airmata darah dan merindukan keselamatan
mereka. O Aku melakukan segalanya untuk mencintai mereka, para mahkluk
melakukan segala sesuatu untuk melanggar Aku! Paling tidak, engkau akan menjadi
satu orang yang tidak akan meninggalkan Aku menderita dan melakukan
pemulihan-pemulihan sendirian.”
Yesus-ku yang tersiksa, aku membuat pemulihan dan menderita
bersama Engkau. Aku melihat musuh-musuh mendorong-Mu menuruni tangga, sementara
kumpulan orang telah menunggu dengan marah dan penuh ambisi. Mereka membuat Engkau
menemukan Salib yang telah disiapkan, yang Engkau cari dan rindukan. Engkau
melihat Salib itu dengan cinta, dan segera berjalan menuju Salib untuk
memeluknya. Tetapi sebelumnya Engkau mencium Salib itu; dan dengan sukacita
yang gemetar menggoncang seluruh Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus, Engkau
melihatnya dengan kepuasan yang sangat besar, mengukur panjang dan lebarnya.
Engkau membuat porsinya dalam setiap mahkluk. Engkau memberikan mereka dengan
Salib yang cukup untuk mengikat mereka kepada Ke-Ilahian dengan mahar dan
membuat mereka menjadi pewaris Kerajaan Surga. Kemudian, tak mampu menahan Cinta karena
Engkau mencintai mereka, Engkau mencium lagi Salib itu dan berkata:
“Salib pujaan, Aku merangkulmu pada akhirnya! Engkaulah yang
dirindukan Hati-Ku, kemartiran Cinta-Ku. Engkau, O Salib, ada hingga sekarang,
dimana langkah-langkah-Ku selalu ditujukan padamu. Salib yang Suci, engkaulah
tujuan hasrat-hasrat-Ku, tujuan dari keberadaan-Ku di bawah sini. Di dalammu
aku mengumpulkan keseluruhan Diri-Ku; di dalammu Aku menempatkan semua
anak-anak-Ku. Engkau akan menjadi hidup mereka dan cahaya mereka, pertahanan
mereka, penjaga mereka dan kekuatan mereka. Engkau akan menolong mereka di
dalam segala hal dan akan membawa mereka kepada kemuliaan-Ku di Surga. O Salib,
singsana kebijaksanaan, kau sendirilah yang akan mengajari kekudusan yang sejati,
kau sendirilah yang akan membentuk para pahlawan, atlit, martir dan para kudus.
Salib yang indah, engkaulah singgasana-Ku; dan Diri-Ku harus meninggalkan bumi
ini, engkau akan berada tetap di tempat-Ku. Aku memberikan semua jiwa kepadamu
sebagai mahar. Jagalah mereka untukku, selamatkanlah mereka; Aku
mempercayakan mereka kepadamu.”
Dengan ini, Engkau bersemangat menerima salib pada Bahu-Mu yang
Maha Kudus. Ya, Yesus-ku, bagi Cinta-Mu salib ini terlalu ringan; namun pada
beban salib itu ditambahkan dosa-dosa kami, begitu dashyat dan besar-nya berat
dosa-dosa itu. Jiwa-Mu kengerian dengan pemandangan ini, Engkau merasakan
kesakitan pada setiap dosa. Di hadapan akan begitu besarnya keburukan,
Kekudusan-Mu tergoncang. Sehingga saat Engkau menaruh salib pada Bahu-Mu,
Engkau terhuyung, Engkau tersesak; dan setetes keringat fana menetes dari
Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Tidak, Cinta-Ku, aku tidak tega membiarkan
Engkau sendirian. Aku ingin berbagi beban salib itu dengan-Mu. Untuk
melegakan-Mu dari beban dosa-dosa, aku merangkul Kaki-Mu. Dalam nama semua
mahkluk aku memberikan-Mu cinta bagi mereka yang tidak mencintai-Mu; pujian
bagi mereka yang membenci Engkau; berkat, syukur dan kepatuhan bagi semua
orang. Aku berjanji bahwa di dalam setiap pelanggaran yang Kauterima, aku
berniat untuk mempersembahkan seluruh keberadaan-Mu untuk membuat pemulihan
bagi-Mu, untuk melakukan tindakan yang sebaliknya terhadap pelanggaran yang
dilakukan para mahkluk terhadap Engkau dan untuk menghibur Engkau dengan
cium-cium-ku dan perbuatan cinta yang terus-menerus.
Tetapi kulihat aku terlalu menyedihkan. Aku memerlukan-Mu agar aku
dapat sungguh membuat pemulihan bagi-Mu. Jadi, aku menyatukan diriku dengan
Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Bersama dengan-Mu, kugabungkan pikiran-pikiran-Ku
dengan pikiran-Mu untuk membuat pemulihan bagi pikiran-pikiran jahatku dan
pikiran jahat setiap orang. Aku menggabungkan mataku dengan Mata-Mu untuk
membuat pemulihan bagi tatapan-tatapan jahat. Aku menggabungkan mulut-ku dengan
Mulut-Mu untuk membuat pemulihan bagi penghujatan-penghujatan dan
perbuatan-perbuatan jahat. Aku menggabungkan hatiku dengan Hati-Mu untuk
membuat pemulihan bagi semua yang dilakukan oleh Kemanusiaan-Mu yang Maha
Kudus, dengan menyatukan diri dengan Cinta-Mu yang besar bagi semua orang dan
bagi perbuatan baik besar yang Kaulakukan bagi semua orang.
Tetapi aku tetap tidak puas. Aku ingin menyatukan diriku pada
Ke-Ilahian-Mu, dan aku meleburkan kebukan-apa-apaan-ku di dalam-Nya, dan dengan
cara ini aku memberikan segalanya pada-Mu. Aku memberikan-Mu Cinta-Mu untuk
melepaskan dahaga karena kepahitan-kepahitan-Mu; aku memberikan-Mu Hati-Mu
untuk melegakan Engkau dari dinginnya kami, kurang berelasi dengan-Mu, tidak
bersyukur dan sedikit cinta terhadap sesama. Aku memberikan-Mu
keharmonisan untuk menghibur Engkau saat mendengar hujatan-hujatan yang
memekakkan yang Kau terima. Aku memberikan-Mu Keindahan-Mu untuk melegakan
Engkau dari buruknya jiwa-jiwa kami, ketika kami bermandikan lumpur dosa-dosa
kami. Aku memberikan-Mu Kemurnian-Mu untuk melegakan-Mu dari kurangnya niat
baik dan dari lumpur dan kebusukan yang Kaulihat di dalam banyak jiwa. Aku
memberikan-Mu Kebesaran-Mu untuk melegakan-Mu dari halangan-halangan yang
disebabkan oleh jiwa-jiwa itu sendiri. Aku memberikan-Mu semangat-Mu untuk
membakar semua jiwa dan semua hati sehingga mereka akan mencintai-Mu, dan tidak
seorang pun akan melanggar-Mu lagi. Ringkasnya, aku memberikan-Mu semua
Diri-Mu, untuk memberikan-Mu kepuasan tak terbatas, abadi, besar dan cinta yang
tak terbatas.
Jalan menyakitkan Menuju Kalvari
Yesus-ku yang paling sabar, aku melihat Engkau mengambil langkah
pertama-Mu memanggul beban salib. Aku menggabungkan langkah-langkahku dengan
langkah-Mu. Ketika Engkau lemah, berdarah, terhuyung dan hendak jatuh, aku akan
berada di samping-Mu untuk memapah-Mu bangun. Aku akan menaruh bahuku di bawah
salib untuk berbagi beban dengan-Mu. Janganlah berpaling, tetapi terimalah aku
sebagai teman setia-Mu. O Yesus, lihatlah aku; dan aku melihat Engkau melakukan
pemulihan bagi mereka yang tidak memanggul salib-nya sendiri dan berserah,
bahkan mengutuki, menjadi marah, melakukan pembunuhan dan bunuh diri. Dan
dengan permohonan-permohonan-Mu Engkau memperoleh cinta dan penyerahan diri
bagi setiap orang, terhadap salib mereka sendiri. Engkau telah mengambil
langkah pertama, dan telah jatuh di bawah salib. Ketika Engkau jatuh, Engkau
menghantam batu-batu. Duri-duri menusuk Kepala-Mu lebih dalam, sementara
kesakitan-kesakitan-Mu semakin dipertajam dan semua luka-Mu lebih berdarah
lagi. Dan karena Engkau tidak memiliki kekuatan untuk bangun, para musuh-Mu
menjadi marah dan menyuruh-Mu bangun dengan tendangan dan dorongan.
Cinta-ku yang terjatuh, biarlah aku menolong pada Kaki-Mu, mencium
Engkau, menyeka darah, dan bersama Engkau melakukan pemulihan bagi mereka yang
berdosa karena pengabaian, ringkih dan lemah. Dan aku berdoa pada-Mu untuk
memberikan pertolongan pada jiwa-jiwa ini. Hidup-ku, Yesus, dengan
siksaan-siksaan yang tak terkatakan, musuh-Mu membuat Engkau kembali berdiri.
Saat Engkau terhuyung, aku mendengar tarikan nafas-Mu. Jantung-Mu berdegub
lebih kencang, dan kesakitan-kesakitan baru yang besar memakunya. Ya, Yesus-ku,
sekarang aku mengerti seluruhnya: Ibu-Mulah, yang bagaikan merpati yang berduka
sedang mencari Engkau. Ia ingin menyampaikan kata-kata terakhirnya pada-Mu dan
menerima tatapan sekali lagi terakhir kalinya dari-Mu. Engkau merasakan
kesakitan-nya dan hatinya terkoyak di dalam Hati-Mu dan tergerak oleh belas
kasih dan dilukai oleh cinta-nya dan cinta-Mu. Sekarang Engkau melihat ia
menerobos kumpulan orang banyak. Bagaimanapun caranya ia ingin melihat Engkau,
merangkul-Mu dan memberi-Mu salam perpisahannya yang terakhir.
Tetapi Engkau lebih terpana melihat kepucatan sang bunda yang mematikan
dan semua rasa sakit-Mu dirasakannya karena kuasa cinta. Jika saja ia masih
hidup itu hanya karena kuasa Yang Maha Kuasa. Sekarang Engkau mengarahkan
langkah-Mu kepadanya, tetapi kesulitan untuk saling memandang. Oh, betapa
menyedihkan Hati keduanya! Para prajurit menyadari hal itu, dan dengan pukulan
dan dorongan mencegah ibu dan Putera itu mengucapkan perpisahan. Keduanya
menderita begitu besarnya sehingga sang ibu terpaku karena kesedihan, dan
hampir pingsan, sementara Engkau sekali lagi jatuh di bawah salib. Yohanes yang
setia dan perempuan-perempuan kudus menopang sang ibu. Kemudian, apa yang tidak
dilakukan oleh ibu-Mu yang berduka dengan raganya, dilakukannya dengan jiwanya.
Ia masuk ke dalam Engkau, menyatukan Kehendak Sang Kekal dengan kehendaknya;
dan menyatukan dirinya dengan semua kesakitan-Mu, ia membelai-Mu dengan
keibuannya, mencium-Mu, membuat pemulihan, menenangkan-Mu, dan menuangkan
urapan kesedihan cintanya pada seluruh luka-Mu.
Yesus-ku yang sengsara, aku juga bergabung dengan bunda-Mu yang
membeku. Aku membuat seluruh kesakitan-Mu menjadi milikku. Aku ingin
membelai-Mu secara keibuan di setiap tetes darah-Mu dan di setiap luka. Bersama
dengan Engkau dan dengannya aku ingin membuat pemulihan untuk semua pertemuan
bahaya dan bagi mereka yang memaparkan dirinya terhadap kesempatan-kesempatan
dosa, atau terhalang apapun yang membuat mereka terpapar, menjadi terjerat di dalam dosa. Sementara itu, jatuh di bawah salib, Engkau meraung.
Para prajurit takut Engkau akan mati di bawah beban begitu
banyaknya kemartiran dan begitu banyaknya darah yang tertumpah. Kemudian,
dengan pukulan dan tendangan mereka dapat membuat-Mu kembali berdiri. Dengan
ini, aku ingin membuat pemulihan bagi kejatuhan berkali-kali di dalam dosa dan
bagi dosa-dosa menyedihkan yang dilakukan setiap kelas manusia; dan engkau
berdoa bagi para pendosa yang keras kepala, menangis meneteskan airmata bagi pertobatan
mereka. Cintaku yang kelelahan, saat aku mengikuti engkau di dalam
pemulihan-pemulihan-Mu, aku melihat Kau tak mampu lagi menanggung beban berat salib
yang besar itu. Engkau gemetar dari kepala hingga kaki. Dengan pukulan-pukulan
yang terus Engkau terima, duri-duri masuk lebih dalam lagi pada Kepala-Mu yang
Maha Kudus. Beban berat salib semakin tenggelam ke dalam bahu-Mu,
membentuk sebuah luka dalam dimana tulang-tulang-Mu terlihat. Tampak bagiku
bahwa Engkau mati di setiap langkah, dan tidaklah mungkin bagi-Mu untuk terus
berjalan.
Tetapi Cinta-Mu, yang dapat melakukan segalanya, memberikan-Mu
kekuatan. Ketika Engkau merasakan salib semakin masuk ke dalam bahu-Mu Engkau
membuat pemulihan terhadap dosa-dosa tersembunyi yang tidak terpuaskan,
meningkatkan kepahitan pada siksaan-siksaan-Mu. Yesus-ku, marilah kuletakkan
bahuku di bawah salib untuk melegakan Engkau dan untuk membuat pemulihan bagi
dosa-dosa yang tersembunyi. Takut Engkau akan mati di bawah salib,
musuh-Mu memaksa orang Kirene untuk membantu-Mu membawanya. Tidak rela dan
menggerutu, ia menolong Engkau, bukan karena cinta tetapi karena paksaan.
Kemudian, di dalam Hati-Mu bergemalah semua keluhan dari mereka yang menderita,
kurang penyerahan diri, pemberontakan, kemarahan dan sumpah serapah di dalam
penderitaan. Tetapi Engkau lebih terpana lagi melihat jiwa-jiwa yang
dikonsekrasikan bagi-Mu yang telah Kaupanggil sebagai teman-teman-Mu dan
menolong di dalam penderitaan-Mu, berlari menjauh daripada-Mu. Jika Engkau menarik
Diri-Mu kepada mereka melalui penderitaan, malangnya, mereka membebaskan diri
mereka dari pelukan-Mu dan pergi mencari kenikmatan dan meninggalkan-Mu seperti
ini untuk menderita sendirian. Yesus-ku, saat aku membuat pemulihan bersama-Mu,
aku berdoa agar Engkau merangkulku begitu kencang di dalam dekapan-Mu sehingga
tidak ada lagi kesakitan yang Kauderita yang tidak Kaubagi denganku, untuk
mengubah diriku ke dalamya, dan membalas bagi-Mu saat Engkau ditinggalkan
sendirian oleh para mahkluk.
Yesus-ku yang kelelahan, Engkau sulit sekali berjalan, dan Engkau
tertunduk rendah. Aku melihat Engkau berhenti dan mencoba melihat. Hatiku,
apakah itu? Apakah yang Kau-ingini? Ya, itu Veronika yang tidak takut akan
apapun, dengan berani menyeka Darah yang melumuri Wajah-Mu dengan sepotong
kain, dan kau meninggalkan gambar-Mu sebagai tanda terimakasih. Yesus-ku yang
baik hati, aku juga ingin mengeringkan-Mu, tidak dengan kain tetapi dengan mempersembahkan
seluruh diriku untuk melegakan Engkau. O Yesus, aku ingin masuk ke dalam-Mu dan
memberikan-Mu detak jantung untuk detak jantung, nafas untuk nafas, kasih untuk
kasih, hasrat untuk hasrat. Aku berniat untuk melemparkan diriku ke dalam
Kepandaian-Mu yang Maha Kudus. Dan membuat semua detak jantung, nafas, kasih
dan hasrat ini mengalir ke dalam Kehendak-Mu yang besar, aku berniat untuk
menggandakannya menjadi tak terbatas. O Yesus-ku, aku ingin membentuk
gelombang-gelombang dari detak-detak jantung sehingga tidak ada detak jantung
kejahatan yang akan bergema di dalam Hati-Mu, dan dengan cara ini akan
menenangkan semua kepahitan di dalam-Mu. Aku berniat untuk membentuk
gelombang-gelombang kasih dan hasrat untuk mengusir semua kasih dan hasrat
jahat terkecil sekalipun yang menyedihkan Hati-Mu. Lebih jauh lagi, aku berniat
untuk membentuk gelombang-gelombang nafas dan pikiran untuk mengusir nafas atau
pikiran yang dapat sedikit saja tidak menyenangkan-Mu. Aku akan menjaga, O
Yesus, sehingga tidak ada yang lainnya yang menyengsarakan-Mu, menambah
kepahitan pada bagian dalam kesakitan-kesakitan-Mu.
O Yesus-ku, mohon, biarlah semua bagian dalamku berenang di dalam
kebesaran-Mu; dengan cara ini aku bisa mendapatkan cukup cinta dan kehendak
sehingga tidak ada cinta jahat yang masuk ke dalam-Mu, atau satu kehendak yang tidak menyenangkan-Mu. O Yesusku, untuk semakin pasti, aku berdoa pada-Mu
untuk memeteraikan pikiranku dengan pikiran-Mu, hasratku dengan
hasrat-Mu, kasih dan detak jantung-Ku dengan milik-Mu; sehingga, dengan
dimeteraikan, mereka hanya akan mengambil kehidupan daripada-Mu saja. Aku
meminta pada-Mu lagi, O Yesus-ku, untuk menerima tubuhku yang malang ini yang
ingin merobek untuk mengoyakkan karena cinta kepada-Mu, dan menjadikannya bagian-bagian
kecil, untuk menaruhnya pada setiap luka-luka-Mu. Pada luka itu, O Yesus, yang
memberikan-Mu kesakitan karena begitu banyak penghujatan, aku menempatkan
bagian kecil tubuhku, ingin berkata pada-Mu secara terus-menerus: “Aku
memberkati-Mu”.
Pada luka yang memberikan-Mu kesakitan yang besar bagi banyak
ketidak-bersyukuran-ku, aku berniat, O Yesus, untuk menaruh bagian kecil
tubuhku untuk membuktikan terimakasihku kepada-Mu. Pada luka itu, O Yesus, yang
membuat-Mu menderita begitu besar karena dinginnya hati dan kurangnya cinta,
aku berniat untuk menaruh banyak bagian kecil dagingku, untuk terus-menerus
berkata kepada-Mu: “Aku cinta pada-Mu, aku cinta pada-Mu, aku cinta pada-Mu!”
Pada luka yang memberikan-Mu kesakitan begitu besar dari begitu banyak
pengabaian terhadap Pribadi-Mu yang Maha Kudus, aku berniat untuk meletakkan
bagian kecilku, untuk berkata kepada-Mu selalu: “Aku menyembah-Mu, aku
menyembah-Mu, aku menyembah-Mu!” O Yesus-ku, aku ingin melebur diriku di dalam
segalanya, dan di dalam luka-luka yang pahit yang disebabkan oleh banyak orang
yang tidak beriman, aku berhasrat untuk mengoyakkan tubuhku untuk berkata
pada-Mu, selalu: “Aku percaya – aku percaya di dalam Engkau, O Yesus-ku,
Tuhan-ku, dan pada Gereja Kudus-Mu, dan aku berniat untuk memberikan hidupku
untuk membuktikan imanku kepada-Mu!” O Yesusku, aku terjunkan diriku ke dalam
Kehendak-Mu yang besar dan membuat itu menjadi milikku, aku ingin membalaskan semuanya, dan menyertakan semua jiwa di dalam kuasa Kehendak-Mu yang Maha
Kudus.
O Yesus, aku masih memiliki sisa darah yang ingin kutuangkan pada
luka-luka-Mu sebagai balsam dan obat gosok yang menenangkan, untuk melegakan-Mu
dan menyembuhkan-Mu seluruhnya. Kembali, aku berniat, O Yesus, untuk membuat
pikiran-pikiranku mengalir di dalam setiap para pendosa, untuk menegurnya
secara terus-menerus sehingga pendosa tak berani lagi melakukan pelanggaran
terhadap-Mu. Dan aku berdoa pada-Mu dengan suara Darah-Mu agar semuanya akan
berserah kepada doa-doaku yang malang. Dengan cara ini aku dapat membawanya ke
dalam Hati-Mu! Satu lagi rahmat, O Yesus-ku, aku minta pada-Mu: agar di dalam
segala sesuatu yang kulihat, sentuh dan dengar, aku dapat melihat, sentuh dan
dengar Engkau selalu; dan agar Gambaran-Mu yang Maha Kudus dan Nama-Mu yang Maha
Kudus, selalu meninggalkan jejak di setiap partikel keberadaanku yang malang
ini.
Sementara itu, musuh-Mu melihat dengan jijik apa yang dilakukan
oleh Veronika dan mereka mencambuk-Mu, mendorong-Mu dan membuat-Mu terus
berjalan. Beberapa langkah, dan Engkau berhenti lagi. Cinta-Mu tidak berhenti
di bawah beban sedemikian banyak kesakitan. Melihat wanita-wanita kudus
menangisi Engkau karena kesakitan-Mu, Engkau melupakan Diri-Mu dan menghibur
mereka dengan kata-kata ini:
“Putri-putri, janganlah menangisi kesakitan-kesakitan-Ku,
tetapi tangisilah dosa-dosamu dan anak-anakmu.”
Betapa pelajaran yang luhur! Betapa lembut kata-kata-Mu! O Yesus,
aku membuat pemulihan dengan-Mu bagi kurangnya perbuatan amal, dan aku mohon
kepada-Mu rahmat untuk membuat aku melupakan diriku sehingga tidak ada yang
kuingat selain Engkau. Mendengar Engkau berbicara, para musuh menjadi marah.
Mereka menarik Engkau dengan tali dan dengan marah mendorong Engkau sehingga
Engkau terjatuh. Saat Engkau terjatuh Engkau menghantam batu. Beban salib
menyiksa-Mu, dan Engkau merasa Diri-Mu sekarat. Biarlah aku memegang-Mu dan
melindungi Wajah Maha Kudus-Mu dengan tangan-ku. Aku melihat Engkau di tanah,
tersengal di dalam darah. Musuh-Mu ingin memaksa-Mu berdiri: Mereka menarik-Mu
dengan tali, mereka menjambak rambut-Mu agar Engkau berdiri, mereka
menendang-Mu – tetapi sia-sia. Engkau sekarat. Betapa menyedihkan sekali!
Hatiku hancur karena kesedihan.
Secara terburu-buru mereka menyeret membawa-Mu ke Gunung Kalvari.
Sambil menyeret-Mu aku mengerti bahwa Engkau membuat pemulihan bagi semua dosa
yang dilakukan oleh jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan bagi-Mu, yang membebani-Mu
dengan berat, sehingga walaupun dengan segala usaha-Mu untuk bangun, Engkau tak
mampu. Sehingga, diseret dan ditendang, Engkau mencapai Kalvari, meninggalkan
jejak-jejak merah dari Darah-Mu yang Berharga ketika Kau melewatinya.
Penderitaan-penderitaan baru menunggu-Mu di sana. Mereka menelanjangi-Mu lagi,
merobek pakaian-Mu dan memahkotai Engkau dengan duri-duri. Ya, Engkau meraung
ketika merasakan duri-duri menusuk Kepala-Mu. Ketika mereka merobek pakaian-Mu
mereka merobek juga daging yang menempel pada pakaian-Mu. Luka-luka kembali
terbuka; mengalir membentuk aliran kecil di tanah, dan kesakitan begitu
besar sehingga Engkau hampir mati, Engkau jatuh. Tetapi tidak seorang pun
tergerak oleh belas kasih pada-Mu, Yesus-ku. Sebaliknya, dengan kemarahan bagai
binatang buas, mereka kembali menaruh mahkota duri pada-Mu dan menekankannya
pada Kepala-Mu. Engkau begitu tersiksa dengan koyakan-koyakan dan jambakan rambut-Mu, semuanya menempel tersangkut di dalam Darah-Mu yang mengering, hanya
para malaikat saja yang sanggup mengatakan apa yang Kauderita, saat kengerian,
mereka memalingkan tatapan surgawi mereka dan menangis. Yesus-ku yang
ditelanjangi, biarlah aku mendekap-Mu pada hatiku untuk menghangatkan-Mu, sebab
aku melihat Engkau gemetaran, dan keringat fanamu yang dingin tersebar di
seluruh Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Betapa aku ingin memberikan
hidupku dan darahku untuk menggantikan hidup dan darah-Mu yang telah hilang
untuk memberikan aku hidup!
Sementara itu, sambil aku melihat pada-Mu yang meredup dan
sekarat, tampaknya Yesus berkata kepadaku:
“Anak-Ku, betapa besar harga yang harus Kubayar bagi
jiwa-jiwa! Di sinilah tempat dimana Aku menunggu setiap orang untuk
menyelamatkan mereka. Inilah tempat dimana Aku ingin membuat pemulihan bagi
dosa-dosa yang mereka lakukan dengan merendahkan diri mereka sendiri jauh
melampaui binatang, dan sangat bersikeras untuk melakukan pelanggaran terhadap
Aku sehingga mereka mencapai keadaan dimana mereka tidak mampu hidup tanpa
berbuat dosa. Akal sehat mereka dibutakan dan mereka berdosa secara gila.
Inilah mengapa mereka memahkotai Aku dengan duri-duri untuk ketiga-kalinya. Dan
saat ditelanjangi, aku membuat pemulihan bagi mereka yang memakai pakaian mewah
atau tidak sopan; bagi dosa-dosa yang dilakukan terhadap kesopanan; dan bagi
mereka yang begitu terikat pada kekayaan, kehormatan dan kenikmatan yang mereka
buat sebagai tuhan mereka di dalam hati mereka. Oh, ya, pada setiap pelanggaran
ini Kurasakan kematian, dan jika Aku tidak mati itu karena Kehendak Bapa yang
Kekal yang belum memutuskan saat Kematian-Ku.”
Yesus-ku yang ditelanjangi, saat membuat pemulihan bersama-Mu, aku
berdoa pada-Mu untuk menelanjangi aku dari segala sesuatu dengan tangan-Mu yang
kudus, dan janganlah ijinkan nikmat kejahatan apapun untuk memasuki hatiku.
Jagalah hatiku untukku, lingkupilah hatiku dengan kesakitan-Mu dan penuhilah dengan
Cinta-Mu. Semoga hidupku hanya menjadi pengulangan akan Hidup-Mu; dan
menegaskan pengingkaranku dengan Berkat-Mu. Berkatilah aku dari hati, dan
berikanlah aku kekuatan untuk menolong pada saat kesedihan Penyaliban-Mu, untuk
tetap tinggal tersalib bersama Engkau.
RENUNGAN DAN PRAKTEK
Cinta Yesus pada salib dan hasrat untuk mati di salib untuk
menyelamatkan jiwa-jiwa sangatlah besar! Tapi apakah aku mencintai penderitaan
seperti Yesus? Dapatkah aku berkata bahwa detak-detak jantungku membentuk gema
akan detak jantung Ilahi-Nya sehingga aku juga meminta salib? Ketika aku
menderita, apakah aku berniat untuk menemani Yesus dan meringankan beban
salib-Nya? Bagaimanakah aku menemani-Nya? Dalam hal hinaan-hinaan yang Ia terima, apakah aku siap untuk mempersembahkan pada-Nya pertolongan untuk
mengangkat-Nya dan memberi-Nya penderitaan-penderitaan kecilku untuk
meringankan kesakitan-Nya? Apakah mataku selalu tertuju pada Yesus, sehingga
aku dapat menyeka keringat dan darah-Nya yang tertumpah dari luka-luka-Nya,
bagaikan teman yang tak terpisahkan, terus menemani-Nya dan tidak
meninggalkan-Nya? Ketika aku bekerja, berdoa, dan mengalami beban besarnya
kesakitan dan dashyatnya penderitaanku, apakah aku mengijinkan penderitaanku
terbang kepada Yesus untuk menyegarkan-Nya seperti sebuah kain yang menyeka
Keringat-Nya? Apakah aku membuat kesulitan-kesulitan-Nya menjadi milikku?
O Yesus-ku, panggillah aku selalu untuk berada di sisi-Mu, dan
berikanlah agar Engkau selalu tetap di dekatku, berjalan bersamaku melalui
seluruh peziarahan hidup yang menyedihkan ini. Terbanglah bersamaku ke gunung
kudus Kehendak-Mu – karena Engkau ingin aku mencapainya – dan di sana kita akan
beristirahat bersama. Berikanlah agar kesakitan-kesakitanku dan Kesakitan-Mu
akan selalu menyatu – sehingga kita akan saling berpegangan – sebagaimana aku
terus-menerus menyeka Darah yang tertumpah dari Luka-luka-Mu yang Maha Kudus.
No comments:
Post a Comment