04.00 – 05.00
YESUS DI TENGAH-TENGAH PARA PRAJURIT
YESUS DI TENGAH-TENGAH PARA PRAJURIT
Hidup-ku yang paling manis, Yesus, ketika tidur, melekat pada
Hati-Mu, aku sering merasakan tusukan duri yang menusuk Hati-Mu yang Maha
Kudus. Ingin bangun bersama Engkau hingga Engkau paling tidak memiliki satu
orang yang memperhatikan kesakitan-Mu dan merasakan belas kasih bagi-Mu, aku
melekat semakin erat lagi di Hati-Mu; dan merasakan tusukan-tusukan-Mu semakin
nyata, aku terbangun. Apakah yang kulihat? Apakah yang kulihat? Aku akan
menyembunyikan-Mu di dalam hatiku untuk mempersembahkan diriku di tempat-Mu dan
menerima pada diriku rasa sakit yang sedemikian buruk, penghinaan dan ejekan
yang sedemikian besar. Hanya Cinta-Mu yang dapat menahan amukan-amukan itu.
Yesus-ku yang paling sabar, apakah yang Kauharapkan dari orang-orang yang tidak
berperikemanusiaan itu!
Sekarang aku melihat mereka mengolok-olok Engkau. Mereka memenuhi
Wajah-Mu dengan ludahan tebal, dan cahaya mata-Mu yang indah menjadi kabur
karenanya. Kemudian meneteskan aliran airmata bagi keselamatan kami, Engkau
menyeka mata-Mu dari ludahan itu. Tetapi kejahatan hati mereka tidak mampu
melihat cahaya mata-Mu sehingga mereka memenuhinya kembali dengan ludahan.
Yang lainnya semakin nekat berbuat jahat, membuka mulut-Mu yang
termanis dan mengisinya dengan ludahan yang menjijikkan sampai pada dimana
mereka sendiri merasa mual. Dan karena ludahan itu akhirnya keluar dan muncul
kembali di Wajah Agung-Mu dan kemanisan-Mu yang melampaui manusia, mereka
gemetar dan merasa malu pada diri mereka sendiri. Agar merasa lebih bebas,
mereka menutup mata-Mu dengan kain kasar, agar dapat leluasa, tidak terikat
pada Pribadi-Mu yang patut disembah. Kemudian mereka memukuli-Mu tanpa belas kasihan;
mereka menyeret-Mu; mereka menginjak Engkau di bawah kaki mereka; mereka
mengulangi pukulan-pukulan dan tamparan-tamparan pada Wajah-Mu dan kepala-Mu,
mencakar Engkau, menjambak rambut-Mu dan mendorong-Mu dari satu sisi ke sisi
lainnya.
Yesus, Cinta-ku, hatiku tidak sanggup melihat Engkau kesakitan
sedemikian rupa. Engkau ingin aku menyaksikan segalanya, padahal aku lebih
ingin menutup mataku untuk menghindar melihat pemandangan yang begitu
menyedihkan itu yang mampu mengoyakkan hati setiap dada. Tetapi Cinta-Mu
memaksaku untuk memperhatikan apa yang terjadi pada-Mu. Aku melihat Engkau
tidak mengeluarkan suatu nafas dimana Engkau tidak mengeluarkan satu katapun
untuk membela Diri-Mu; Engkau berada di dalam tangan para prajurit ini seperti
barang tak berharga, dan mereka dapat melakukan apa saja terhadap Engkau. Dan
saat aku melihat mereka lompat menginjak Tubuh-Mu, aku takut Engkau akan mati di bawah
kaki mereka.
Kebaikan-ku dan Segalanya bagiku, kesedihan yang kurasakan bagi
kesakitan-Mu sangatlah besar sehingga aku ingin berteriak begitu kencangnya
agar terdengar sampai ke dalam Surga, dan memanggil Bapa, Roh Kudus dan semua
para malaikat; dan di sini di bumi, dari satu sisi ke sisi lainnya, memanggil
pertama-tama Mama yang manis, dan semua jiwa yang mencintai Engkau agar
membentuk suatu lingkaran di sekeliling-Mu, hingga kami dapat mencegah para
prajurit kurang ajar itu mendekati Engkau untuk menghina-Mu dan menyiksa-Mu
lagi. Bersama Engkau, kami akan melakukan pemulihan bagi berbagai macam dosa
yang dilakukan sepanjang malam, terutama bagi dosa yang dilakukan
sepanjang malam hari para pribadi Sakramental-Mu, oleh mereka yang merupakan anggota-anggota
sekte, juga bagi semua dosa dari jiwa-jiwa yang tidak tinggal setia terhadap
cobaan malam.
Yesus-ku yang terhina, aku melihat para prajurit mabuk dan
kelelahan, ingin beristirahat. Hati-ku yang lemah tertekan dan tercambuk oleh
semua kesakitan-Mu, tidak ingin tinggal sendiri bersamamu dan merasa ingin
ditemani oleh yang lainnya lagi.
Ya, Bunda-ku yang lembut, jadilah engkau temanku yang tak
terpisahkan. Aku menggenggam tangan ke-ibu-anmu dan menciumnya seraya memohon
engkau menguatkan aku dengan berkatmu. Saat bersama kita merangkul Yesus,
biarlah kita menyandarkan kepala kita pada Hati-Nya yang bersedih untuk
menghibur-Nya. O Yesus, bersama bunda Maria aku mencium Engkau dan memberkati
Engkau. Dan sekarang bunda, aku akan tidur, di dalam tidur akan cinta pada
Hati-Mu yang patut disembah.
RENUNGAN DAN PRAKTEK
Pada jam ini, Yesus berdiri di tengah para prajurit dengan niat
yang tenang dan tak gentar. Sebagai Tuhan, Ia menderita semua penganiayaan yang
dilakukan oleh para prajurit dan melihat mereka dengan Cinta yang begitu besar
sehingga tampaknya Ia mengundang mereka untuk menyebabkan kesakitan yang lebih
besar lagi.
Apakah aku terus setia saat menghadapi sengsara yang
terus-menerus, ataukah aku mengeluh, menjadi tergoncang dan kehilangan damai –
damai itu adalah kedamaian hati yang diperlukan bagi Yesus untuk tinggal di
dalam aku dengan gembira?
Ketabahan adalah kebajikan yang memampukan seseorang melihat apakah Tuhan
benar memerintah di dalamnya. Jika kebajikan itu sungguh asli, kita akan tabah
di dalam pencobaan-pencobaan, dengan kekonsistenan yang tak dapat berubah.
Hanya dengan ketabahan seperti inilah yang dapat mengkomunikasikan damai pada
kita. Semakin kita tabah di dalam melakukan kebaikan, di dalam penderitaan dan
di dalam bekerja, semakin kita meningkatkan ruang di sekitar kita dimana Yesus
mengkomunikasikan rahmat-rahmat-Nya. Jadi, bila kita gagal untuk konsisten,
ruang kita akan terbatasi dan Yesus hanya akan memiliki sedikit ruang atau
tidak ada ruang sama sekali untuk bergerak. Namun bila kita tetap tabah dan
terus-menerus, Yesus akan mendapatkan banyak ruang dan Ia akan mendapatkan
topangan dan bantuan di dalam kita – Ia akan menemukan sebuah tempat untuk
meningkatkan rahmat-Nya.
Jika kita ingin Yesus terkasih beristirahat di dalam kita,
marilah kita mengelilingi-Nya dengan ketabahan yang sama yang telah Ia menangkan
bagi keselamatan jiwa-jiwa kita. Terbela dengan sikap hati seperti ini, Ia
akan tinggal di dalam hati kita untuk beristirahat dengan manis.
Yesus menatap dengan cinta kepada mereka yang memperlakukan-Nya
dengan buruk. Apakah aku menatap dengan cinta yang sama pada mereka yang
melakukan pelanggaran terhadap aku? Apakah cinta yang kutunjukkan pada mereka
begitu kuatnya hingga seperti sebuah suara yang kuat melebur hati mereka,
hingga mempertobatkan mereka pada Yesus?
Yesus-ku, Cinta yang tak terbatas, berikanlah aku cinta ini dan
biarlah setiap kesakitan yang kuderita menuntun jiwa-jiwa kepada-Mu.
No comments:
Post a Comment